Lelaki Tua Itu....
Dan tak menunggu lama pandangan itu untuk menghadirkan rasa iba di benak bocah yang baru menginjak kelas dua SD tersebut.
Rasa iba yang untuk selanjutnya tanpa pertimbangan dan logika rumit "memberi-menerima" orang dewasa, sang bocah pun merogoh uang di saku celana pendeknya.
Cara berfikir bocah ini sederhana : seorang lelaki renta masih membanting tulang untuk keluarga, bukankah cara membantunya dengan membeli dagangannya?
Ada dua ratus rupiah di sakunya, pemberian ibunya untuk bekal seharian di sekolah. Tapi pagi itu kembali sang bocah menyuruh teman sekelasnya untuk menukar uang dua ratus rupiahnya dengan es lilin lelaki tua, yang sejatinya sepagi itu ia pun tidak berselera untuk menikmati es lilin.
Aneh, bocah itu masih bersembunyi namun matanya masih menatap lekat lelaki tua yang meladeni temannya. Lebih aneh lagi saat temannya kembali, bocah itu hanya mengambil sebatang es lilin yang dibelikan temannya, tiga sisa es lilin lainnya dibagikan kepada teman-temannya.
Ya, pagi itu hati bocah itu sedikit lega,bekal dua ratus rupiah-nyamembuat mata lelaki tua penjual es lilin sedikit berbinar.
Episode berikutnya tidak jauh berbeda.
Kini, bocah kecil itu sudah tumbuh dewasa, dan kenangan dengan lelaki tua penjual es lilin pun telah lama terlupakan.
Tapi pada suatu senja, bocah yang telah berpredikat mahasiswa itu terhenyak, sejenak kemudian ada cairan bening yang menggantung di keduapelupuk matanya, saat dilihatnya seorang lelaki tua menuntun sepedamenawarkan es lilin.
Dan memori tentang lelaki tua penjual es lilin "karib"-nya saat ia masih bocah, kembali membayang. Lelaki tua yang entah kini dimana? bahkan mungkin sudah meninggal, tapi darinya bocah kecil itu belajar mensyukuri tentang banyak hal, termasuk pelajaran untuk berbangga melukis sejarah dengan keringat diri sendiri......
" ....Terima kasih pak tua, siapa pun namamu, sosokmu pernah mengisi ruang hatiku dan ijinkan kuceritakan tentangmu untuk anak cucuku kelak, agar semakin banyak orang yang selalu bersyukur apa yang dipunyainya..."
Kota perjuangan, di ujung malam 18 Februari'07