Menikmati Hidup
Sejarah manusia dibangun dengan motivasi-motivasi yang menjadi bahan bakar bagi bergeraknya seluruh mekanisme inderawi manusia.
Pada mulanya motivasi paling primitif yang dimilki manusia hanyalah kebutuhan - kebutuhan yang didasarkan pada nilai fungsi belaka.
Kemudian peradaban mulai menuntun kita bahwasanya untuk sekedar memenuhi rasa lapar tidak cukup dengan menanak nasi dan sesegera mungkin kita melahapnya. Karena kemudian manusia mulai menyadari tentang perlunya nilai-nilai estetis yang harus dilekatkan pada setiap sudut muka bumi ini, maka jangan heran kalau untuk urusan makan-memakan tadi,nasi itu kemudian harus dipermak menjadi berbagai macam rupa, agar indah.
Cukupkah? belum, berikutnya pemenuhan hajat manusia menuntut sesuatu yang lebih lagi yakni gaya hidup (life style ). Di sini ada gengsi, ada simbol stratifikasi sosial, ada trend, standart nilai, dan masih banyak lagi.
Akan lebih mudah memahami ini, saat kita diajak terbengong-bengong menyaksikan ada orang yang membeli sebuah lukisan dengan harga hingga milyaran rupiah yang membuat kita berkesimpulan seolah-olah orang tersebut tidak punya lagi bak sampah untuk membuang uangnya.
Ah....terlalu naif kalau kemudian kita tidak menyadari bahwasanya orientasi kehidupan kita telah banyak berubah.
Salahkah ? tidak mutlak salah,pertama karena memang kita hanyalah anak-anak jaman yang mewarisi sistem yang menjadikan hal-hal tadi jamak, lumrah. Kedua, dan ini yang paling penting, bahwasanya menakar "benar-salah" dalam pemenuhan hajat ini biasanya dikaitkan dengan hubungan antar personal (muamalah) manusia.
Menjadi bodoh adalah "kesempatan" sepersekian diantara probabilitas untuk menjadi orang-orang yang cerdas, demikian halnya menjadi miskin, dan dalam kaca mata "mekanisme alamiah" itu wajar.
Tetapi yang akan menjadi persoalan jika kemudian ada orang yang bodoh dan miskin karena ada usaha secara sengaja dan sistemik untuk menjadikannya demikian. Kita menyebutnya ketidak adilan.
Pesimis? skeptis? atau bahkan engkau mulai berfikir untuk membangunkan Bung Tomo dari persemayamannya untuk sekedar sekali lagi berteriak : "LAWAN!!!!!" bagi ketidak adilan ini?
Tidak....
Yang kita perlu lakukan hanyalah, sesekali ketika kebelet ingin menikmati ayam kentucky dan punya kemampuan untuk memenuhinya, maka kita akan merasakan kenikmatan yang begitu luar biasa saat kita diam-diam mengajak anak jalanan turut serta makan bersama, dalam satu meja...
Kota perjuangan, dini hari Maret 2007