Monday, December 19, 2011

Untuk Bidadari Kecilku

nak,

saat engkau melonjak kegirangan,

menyambut kedatangan ayahmu, kesedihan merambatiku,

membayangkan detik-detik penantianmu…


nak,

saat menemanimu berderai tawa

ada doa moga sang waktu merangkak jenak itu


nak,

saat pekatnya malam mengantar keberangkatanku,

dan menyaksikan engkau tertidur pulas,

ada banyak mimpi yang kutitipkan padamu..


nak,

saat bundamu memberitahu,

sepagian tadi engkau memanggil-manggil namaku,

namun engkau mendapati ayahmu telah pergi…..

tiada kata yang mewakili duka ini….


nak,

ada doa tiada pupus, bahwa engkau memaafkan ayahmu…

ayahmu,

seorang lelaki pernah yang tergugu di sudut toko sepatu

membayang saat bocah,

ia pernah begitu memimpikan memiliki sepatu baru

namun baginya itu adalah sebuah mimpi…

maka,

sebuah janji diikrarkan,

tak ingin membuat bunda dan dirimu,

berseduh sedan karena kekurangan,

untukmu,

ia tukarkan setiap keringatnya,

demi menebus rejeki-Nya

untukmu,

ia titipkan doa pada angin,

agar Tuhan melindungimu senantiasa

nak,

sungguh ayah begitu menyayangimu

selalu


Tuban , Juni 2010