Thursday, June 01, 2006

Kantong Bolong

Hidup harus mengalami ujian itu pasti, berat dan tidaknya ujian yang dirasakan pada masing-masing diri bersifat relativistik. Perlukah lara, beban, kesedihan, kekecewaan dan pelbagai perasaan tidak mengenakkan harus selalu disikapi dengan bermuram durja, bersedu sedan, berderai air mata? jawabannya tidak selalu sama tiap kepala.

Anehkah jika kemudian Rasulullah SAW di masa - masa awal dakwahnya menukar segala kedholiman kaum kufar dengan kebaikan -kebaikan dan menebar senyum untuk mereka? anehkah jika seorang shohabiyah tersenyum bangga saat keempat belahan jiwanya gugur sebagai syuhada tanpa setitik air mata untuk sekedar bertanya "mengapa" ?

Wajah-wajah ceria yang selalu memahatkan senyumnya untuk semesta itu, apakah tidak pernah dihinggapi kesedihan di benak mereka? sekalipun pada saat yang sama merekalah orang yang paling berat ujiannya. Hanya barangkali kelapangan jiwa mereka lah yang sanggup untuk mengolah "sampah - sampah kekecewaan" itu menjadi saripati bernama "pengalaman" agar nantinya tidak terjerembab pada lubang yang sama, agar lara itu tidak menggenang dalam hati mereka, tidak menjadi racun bagi tersemainya benih-benih optimisme akan pertolongan-Nya.

Dan selaksa lara itu tidak perlu ditempel terlalu lama dalam dinding jiwa kita, juga tidak perlu kita "memonumenkan" atau bahkan "memuseumkan" kesedihan-kesedihan itu. Hingga kemudian jiwa kita laiaknya " kantong bolong " yang tidak pernah memberikan ruang ataupun "rak" untuk memajang duka-duka.


Betapa pun memang, senyampang kita sebagai manusia, kesedihan adalah sebuah "ekstase jiwa", fase kita untuk "rekreasi jiwa" mencicipi gejolak hati, akan tetapi sebuah malapetaka ketika diri ini memperturutkannya.

" Laa Takhofu wa Laatahzanu, Innalloha ma'ana ......jangan takut dan jangan bersedih, sesungguhnya ALLOH SWT bersama kita......" adalah sebuah jaminan ALLOH SWT untuk kesedihan-kesedihan kita, supaya suatu waktu jika lara itu menjumpai kita, sebuah senyuman tidak lekang untuk menyambutnya sembari lirih kita berujar " hasbunalloh ni'mal wakil, ni'malmaula wani'ma nasir ...........cukuplah ALLOH SWT sebagai penolong dan ALLOH SWT adalah sebaik - baik pembalas....."

Hanya ALLOH SWT yang Maha Mengetahui


Surabaya pukul 02.43, 31 Mei 2006

1 Comments:

At 2:09 AM, Blogger Alfie said...

Tulisanya Bagus....
Subhanallah!
mudah2an dengan datangnya sebuah masalah akan dapat menempa diri kita menjadi lebih baik lagi. Amin...

 

Post a Comment

<< Home