Thursday, April 06, 2006

Saat Si Togog Kebakaran Jenggot

Saat Si Togog Kebakaran Jenggot

" Edan ......gawat bener-bener gawat......." cerocos Togog, mengoyak kenyamanan tidur Kiai Semar
" Hhhuuua.....ada apa sih Gog, ganggu orang tidur aja....." tanya Kiai Semar sembari membenahi posisi tidurnya yang terusik suara parau si Togog
" Edan pokoknya edan Ki ....... masa' itu tuh ......edan....."sengit togog
" Edan opo toh Gog? edan gundulmu, gawat udelmu .........ngomong yang jelas " Kali ini Kiai Semar benar - benar mulai bersungut - sungut tapi tetap mencoba untuk mengatur emosinya agar tidak tertular kepanikan si Togog yang nggak tahu kena setan darimana dia,nyerocos ngalur ngidul.
"Gini mbah..."
"Mbah udelmu bodong ....."
" Sorry Ki, apa nggak edan coba?masa' si Bima mau nyalonin diri jadi presiden Ngastinapura nglangkahi hasil syuro para pandawa dan sesepuh yang hanya merekomendasikan si Yudistira, bakal calon presiden Ngastinapura. Coba Ki, apa nggak edan? "
" Lho yang jadi masalah apa Gog? sampe kau bela-belain panik kaya gitu?..."
"Gimana sih Ki, malah tenang-tenang aja....."
"Trus disuruh ngapain? teriak-teriak kesetanan kaya kamu ? ....."
"Ya nggak papa teriak-teriak asalkan itu memang yang harus dilakukan, sebagai wujud keresahan atau lebih tepatnya kepedulian....." elak Togog
"Kepedulian yang aneh ...... apa kau kira sebuah kepedulian tidak bisa bersemayam di dada dalam keheningan,kebisuan, bermesraan dengan kesunyian, mengendapkan hati, berfikir jernih ....." terang Kiai Semar sok filosofis
" Yo wis, pokoknya gawat..... dan Kiai Semar selaku sesepuh yang disegani oleh majelis syuro Ngastinapura harus bertindak ......"Togog mulai kumat lagi
"Bertindak gimana?disuruh ngapain aku?lagian masalahnya di mana?wong si Bima yang ngajuin diri jadi presiden, kok kamu yang repot? atau jangan-jangan kamu iri ya? pengin juga nyalonin diri jadi presiden? ya udah nyalonin sana ...." tanya Kiai Semar sembari tidur-tiduran
"Kiai Semar Edan ....."
"Udah tahu gitu he...he..."
"Gini Ki, mana itu persatuan jamaah?mana itu ketsiqo-an jundi? mana itu materi -materi adabul jamaah,qiyadah wal jundiyah,mana?kalo untuk masalah pilih-memilih presiden aja kita udah terpecah belah? apa semua materi dauroh-dauroh itu menguap sedemikan rupa?hingga sekarang kader dakwah kita hanya memahami aktivitas ini tidak lebih sebuah karier? jabatan-sebuah amanah-menjadi rebutan? gawat kan? ini tidak sekedar masalah pemilihan presiden Ngastinapura periode ini, bisa jadi ini yang terjadi di bawah dan kalo seperti itu berarti nasib buruk sudah menimpa jamaah ini......"cerca Togog
"Jangan sok generalis dan reaksioner kaya gitu dong Gog, pilah-pilih dulu masalahnya apa? berfikir out of box lah...."Kiai semar sok Intelek
" Trus gimana?......."Togog mulai tenang tapi guratan emosi masih nongol di wajahnya yang memang tidak bisa dibilang enak dipandang itu
"Ya berfikir lah dari sisi lain......berfikir lah dari sudut pandang Si Bima misalnya, coba bayangkan bagaimana perasaan Si Bima waktu tahu kalo pada akhirnya Si Yudistira yang akhirnya dicalonkan oleh jamaah sementara saat Si Bima dan para pandawa yang lain - kecuali Yudistira- berjibaku menjaga Ngastinapura dari tangan-tangan jahil dan kejahatan Kurawa dan kroco-kroconya, dimana Yudistira coba? dia lagi khusyuk tapabrata di puncak gunung Kawi. Wajar kan secara manusiawi kalo Bima merasa lebih layak?lebih mampu secara pengalaman dan pengamalan?lebih berjasa dan patut untuk dicalonkan?minimal dengan pencalonan dia, baginya mungkin itu adalah sebuah "reward" untuk pengorbannya, apalagi secara personal pencalonannya sebagai bakal calon presiden Ngastinapura merupakan hak asasi manusia, Si Bima manusia, seperti kita; seneng nasi pecel Mak Dami, rawon mbak Sundari,teh tubruk cak Nari dan kenikmatan-kenikmatan dunia lainnya termasuk sebuah kepopuleran ,sebagai seorang manusia Bima punya keinginan-keinginan dan dari keinginan-keinginan itu Bima serta kita semua punya jatah manusiawi keinginan itu dilabeli salah dan benar dan kini tiba giliran keinginan Bima kita labeli salah "urai Kiai Semar membuat dua alis Togog bertaut
" Kok Kiai Semar jadi mbelain Si Bima? orang yang mbalelo? insilakh ....."Togog belum puas
" Bukan membela, dalam konteks jamaah Si Bima memang salah, tapi menyadari sisi manusiawi seseorang betapa pun ia seorang kader tulen-yang tingkat track recordnya tidak diragukan lagi- untuk dijadikan pertimbangan menyikapi suatu masalah adalah suatu keniscayaan..."lanjut Kiai Semar
" Trus Gimana? kita harus bangga dengan sikap si Bima? dan ikut-ikutan dukung Si Bima? kalo dasar pertimbangannya karena siapa yang berjasa, banyak yang berjasa dan lebih mampu untuk mencalonkan diri;arjuna, nakula,sadewa,petruk, gareng, atau siapa pun yang tidak ingin Kurawa berkuasa di bumi Ngastinapura.Selain itu belajar dari siroh, bukankah kebesaran Kholid bin Walid RA sebagai panglima perang muslimin yang tidak terkalahkan tidak membuat ia mutung, ngambeg, bughot saat Umar bin Khotob RA memecatnya dalam suatu peperangan? ...."
"Bukan gitu, sekali lagi dalam konteks jamaah Bima memang salah Gog, dan kalo berhenti pada vonis salah maka kita telah mendholimi Si Bima " jawab Kiai Semar
" Mbulet....."Togog tidak puas
" Dukungan kita dan kader-kader yang lain wajib kepada Yudistira,sekali lagi kepada YUDISTIRA,cuman untuk menyelamatkan Si Bima -agar tidak terlampau jauh dengan pilihanya yang salah- maka langkah pertama yang harus kita lakukan adalah dengan memahami keputusan Si Bima dari banyak "angle" yang sementara ini kita anggap salah tersebut, sehingga langkah-langkah persuasif kita tidak dengan mindset bahwa Si Bima mutlak salah, sehingga penyelamatan itu berbahasa hati dan ingatlah bahwa hati hanya bisa menerima sesuatu yang berasal dari hati juga, bahasa kerennya menggugah sisi afeksi si Bima. Kalo kau tanya kenapa kita harus menyelamatkan si Bima juga-"rival" kita- maka kamu harus surut ke belakang untuk memahami hakekat aktivitas jamaah ini sebelum berkoar-koar memvonis orang..." urai Kiai Semar sembari tak henti-hentinya menguap
" OK, sepakat .....berarti tugas kita sekarang lebih me-"rakyat bawah"-kan Yudistira agar bisa diterima semua kalangan sehingga Yudistira sukses untuk jadi presiden Ngastinapura, dan soal Bima semua kader harus menjadikannya sebuah ibroh bahwa aktivitas ini adalah aktivitas dakwah yang menafikan orientasi - orientasi selain untuk ALLOH Azza wa Jalla.....bukan gitu Ki.....Kiai semar.....?!!! "
" ZZZZZZZ BREWWWWRRRRRR.........."
"Uh dasar Semar gembul, semprul,........ngorok lagi ........" kata Togog sambil berlalu pergi


Ngastinapura, April 2006
Teruntuk saudara-saudaraku yang lagi berdebar-debar dengan gawe akbar kampus, GANBATE NE

3 Comments:

At 3:31 AM, Anonymous Anonymous said...

wah Ngastina-nya lagi gonjang ganjing yaa :p

 
At 2:33 PM, Anonymous Anonymous said...

You have an outstanding good and well structured site. I enjoyed browsing through it » »

 
At 3:44 AM, Anonymous Anonymous said...

Best regards from NY! » »

 

Post a Comment

<< Home