Thursday, January 18, 2007

Untuk Sebuah Nama













untukmu,
yang mengaku begitu mengagumiku

kutulis risalah ini
bukan untuk membuatmu mabuk tentang kerendah dirian

apalagi,
menambah daftar kesempurnaan

tapi,
sejatinya aku lelaki biasa yang penuh kelemahan
dalam arti sebenarnya

engkau hanya,
tidak pernah melihat;
di balik teriakan nyaring itu

aku pernah ketakutan begitu rupa

di balik senyum itu
aku pernah berseduh sedan bak bocah

dan teramat sering,
tak kau lihat aku jatuh
tertatih
meringis sakit,
kemudian tertunduk lesu

untukmu,
yang diam-diam
menyediakan ruang hati untuk namaku

bahwa,
apa yang nampak
tak seelok adanya

bukankah sang candra indah

karena ia terlihat dari bumi?

engkau tidak salah,
hanya tidak pernah bersua
dengan kedalaman dan sisi gelap jiwa

untukmu,
yang menawarkan dermaga
untuk kelana jiwaku

maafkan,
bukan karena kekuranganmu
aku menampik berlabuh

bahkan,
mungkin engkau teramat mulia untukku

tapi,
saat ini

aku hanya ingin sendiri

dan biarkan jiwaku,
mengembara

belajar tentang;
kebersahajaan bumi
ketundukan rerumputan
dan kehormatan bintang-bintang

sampai kapan?
entahlah

maka,
terbanglah
lepaskan segala pasungan jiwa



Dini hari di kota Cinta, Penghujung 1427 H







6 Comments:

At 2:44 AM, Blogger febry said...

Dermaga mana yang tidak mau antum labuhi? (Pertanyaan yang tak perlu jawaban). Semoga sudah lewat pertimbangan serta diskusi dengan Sang Pemilik Malam. Dalem banget tulisan antum ini. Punya email Akh Zakky Lutfi? Ada tugas yang harus ana setor ke beliau tapi tidak tau harus kemana, dan ana juga kehilangan kontak dengan beliau. Jazakallahu khoir

 
At 7:01 PM, Blogger pyuriko said...

Arti tulisan ini dalam dan bagus,...

Walau ada sedikit masalah di dalamnya,... semoga nantinya mendapatkan apa yang terbaik, bukan menurut kita, tapi apa terbaik menurutNya,...

 
At 9:00 PM, Blogger Bintang bintang said...

so sweeee ^_^
semoga diberi kekuatan dan keistiqamahan...

 
At 5:27 AM, Blogger azfaAZ said...

wah ternyata penyair juga....
walah.... suka mumet kalo baja sajak2 :(
dasar gak ada jiwa penyair :(

 
At 9:51 PM, Anonymous Anonymous said...

dahsyat...

tapi mungkin saya akan menambah panjang daftar pengagum Anda.

bagus tulisannya
Sama halnya dg Anda, banyak orang yang merasa rikuh saat dikagumi begitu rupa...
Bukan karena apa lebih sebab tak pantas disanjung setinggi bintang
Tetapi,...
kita akan sedikit lebih arif jika membiarkannnya. Membiarkan mereka mengagumi kita...
Mungkin justru dg itu kita bisa mengontrol diri agar tak semakin terjerembab pada riya'
atau jika sedikit boleh berbangga, itu cara kita berbagi dg orang lain. Mungkin saja mereka temukan hikmah buat langkah mereka..
Afwan. Wallahualam

 
At 11:49 PM, Anonymous OBAT MATA MINUS YANG SUDAH PARAH said...

 

Post a Comment

<< Home