Untuk Sebuah Nama

untukmu,
yang mengaku begitu mengagumiku
kutulis risalah ini
bukan untuk membuatmu mabuk tentang kerendah dirian
apalagi,
menambah daftar kesempurnaan
tapi,
sejatinya aku lelaki biasa yang penuh kelemahan
dalam arti sebenarnya
engkau hanya,
tidak pernah melihat;
di balik teriakan nyaring itu
aku pernah ketakutan begitu rupa
di balik senyum itu
aku pernah berseduh sedan bak bocah
dan teramat sering,
tak kau lihat aku jatuh
tertatih
meringis sakit,
kemudian tertunduk lesu
untukmu,
yang diam-diam
menyediakan ruang hati untuk namaku
bahwa,
apa yang nampak
tak seelok adanya
bukankah sang candra indah
karena ia terlihat dari bumi?
engkau tidak salah,
hanya tidak pernah bersua
dengan kedalaman dan sisi gelap jiwa
untukmu,
yang menawarkan dermaga
untuk kelana jiwaku
maafkan,
bukan karena kekuranganmu
aku menampik berlabuh
bahkan,
mungkin engkau teramat mulia untukku
tapi,
saat ini
aku hanya ingin sendiri
dan biarkan jiwaku,
mengembara
belajar tentang;
kebersahajaan bumi
ketundukan rerumputan
dan kehormatan bintang-bintang
sampai kapan?
entahlah
maka,
terbanglah
lepaskan segala pasungan jiwa
Dini hari di kota Cinta, Penghujung 1427 H
6 Comments:
Dermaga mana yang tidak mau antum labuhi? (Pertanyaan yang tak perlu jawaban). Semoga sudah lewat pertimbangan serta diskusi dengan Sang Pemilik Malam. Dalem banget tulisan antum ini. Punya email Akh Zakky Lutfi? Ada tugas yang harus ana setor ke beliau tapi tidak tau harus kemana, dan ana juga kehilangan kontak dengan beliau. Jazakallahu khoir
Arti tulisan ini dalam dan bagus,...
Walau ada sedikit masalah di dalamnya,... semoga nantinya mendapatkan apa yang terbaik, bukan menurut kita, tapi apa terbaik menurutNya,...
so sweeee ^_^
semoga diberi kekuatan dan keistiqamahan...
wah ternyata penyair juga....
walah.... suka mumet kalo baja sajak2 :(
dasar gak ada jiwa penyair :(
dahsyat...
tapi mungkin saya akan menambah panjang daftar pengagum Anda.
bagus tulisannya
Sama halnya dg Anda, banyak orang yang merasa rikuh saat dikagumi begitu rupa...
Bukan karena apa lebih sebab tak pantas disanjung setinggi bintang
Tetapi,...
kita akan sedikit lebih arif jika membiarkannnya. Membiarkan mereka mengagumi kita...
Mungkin justru dg itu kita bisa mengontrol diri agar tak semakin terjerembab pada riya'
atau jika sedikit boleh berbangga, itu cara kita berbagi dg orang lain. Mungkin saja mereka temukan hikmah buat langkah mereka..
Afwan. Wallahualam
Post a Comment
<< Home