Sunday, January 01, 2006

Ode Sang Ayah

Menjadi ayah .....
Predikat yang melambungkan kita dengan lintasan-lintasan indah. Bagaimana
tidak, betapa nikmatnya saat ada yang memanggil diri ini, tidak dengan
nama kita tapi dengan lisannnya yang terbata-bata " abi....abi... ", saat
sesosok tubuh nan mungil dan imut itu mendekap diri ini, saat kegersangan
jiwa ini seakan disiram oleh tuturnya nan lugu " ade' cayang abi ...",
entah untaian kata indah apalagi yang dapat melukiskan kebahagian itu, saat
itulah setiap sudut hati kita terisi dengan warna cinta.
Menjadi ayah berarti menjadi penabur benih cinta di ladang jiwa buah
hatinya, cinta yang disemaikan sejak kecupan pertama kali di kulitnya yang
memerah, disiram dengan air mata di hamparan sajadah kita dalam heningnya
malam, dipupuk dengan butiran-butiran taujih robbaniyah, dan hebatnya tanpa
kita tahu atau lebih tepatnya tanpa "berkenan" pohon cinta itu memberikan
buahnya untuk kita. Karena memang "pekerjaan" seorang ayah adalah pekerjaan
mencintai.
Menjadi ayah berarti menjadi saksi, segumpal cinta itu berkembang menjadi
sosok kecil yang tertatih -tatih merangkak, berdiri, berlari dan kemudian
waktu akan mengajarinya untuk berkata " Inilah aku...." bukan " inilah
bapakku ". Dan kita akan tersenyum kecil saat di penghujung waktu, tatapan
nanar kita mulai menyadarkan diri bahwa kita sudah semakin dimakan usia,
dan kepada mereka lah amanah untuk mengabdi kepada Tuhan harus diteruskan,
kepada setiap jejak langkah-nya lah bumi ini akan diberi bobot dengan
kalimat " Laa illaha illallah, Muhammadurrasulullah .... " .
"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi
pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar" ( Luqman : 13 ).
Menjadi ayah berarti menjadi sosok laiaknya Ibrahim dengan segala keteguhan
iman dan kesungguhan cinta kepada Tuhan-Nya, laiaknya kebijaksanaan dan
kearifan Ya'qub kepada Yusuf , laksana Ayyub dengan ketegaran dan
kesabarannya, dan laiaknya Rasulullah dengan akhlaknya yang mulia. Maka
menjadi ayah berarti meneruskan tugas - tugas para Nabi dan Rasul-Nya,
hingga semakin bergemuruh suara bocah untuk memuji keagungan-Nya.
Dan menjadi ayah berarti menjadi bapak peradaban, yang menumbuhkan jiwa-
jiwa pahlawan di setiap lorong-lorong gelap jaman.
Maka sesungguhnya menjadi ayah bukanlah pilihan........
wallahu'alam bishowab



Sukolilo yang menggigil, 12 Juli'05
Kado kecil untuk Cak Jo yang dikaruniai putri nan elok, moga menjadi anak
yang sholeha, Insya Alloh menjadi kadept keputrian JMMI periode 20.... (
amin ya rabbal'alamin.... )

0 Comments:

Post a Comment

<< Home